Kamis, 20 April 2017

What is Kadur?





Siapa yang penasaran dengan kata “Kadur”?
Mungkin kalian ada yang pernah dengar sebelumnya? Hehhee
Kadur itu termasuk singkatan dari sebuah nama desa yang ada di Jember. Karangduren namanya. Di desa inilah aku tinggal, dan dilahirkan. Desa yang telah menumbuhkanku hingga 21 tahun ini. On the way  22 tahun sih Mei nanti, hehehehe. Desa yang mengajarkanku hidup mandiri. Nggak mandiri-mandiri amat juga sih, hanya banyak memberiku makna hidup tanpa pegangan seseorang, dengan kehadiran orang-orang tecinta lainnya.

Desa Karangduren ini terletak di antara sebuah ‘bula’an’. Bulakan kalau dalam istilah bahasa jawa di tempatku itu, beberapa petak tanah yang baik berupa sawah, hutan, ladang, yang tentunya dari arah timur, barat, selatan, utara, untuk bisa ke kecamatan, atau kabupaten di lingkupi tempat yang rawan. Emang di bagian daerahku ada dua desa yang beda kecamatan, yakni desa Karangduren, dengan desa Wringintelu. Dan, wilayah kami emang dikelilingi Bulakan itu, udah banyak yang kena begal, atau semacam perampokan terjadi di beberapa titik Bulakan itu. Maka dari itu, aku kalau lagi habis pulang dari tempat tertentu dalam keadaan sendirian naek motor, aku ngandelin cahaya kendaraan-kendaraan di sekitar yang lewat di jalur itu, yah. Khawatir aja ntar di tengah jalan ada yang ngehadang. Hehhee

Ini di persawahan belakang rumah

Saat ini, Desa Karangduren telah dipimpin oleh Bapak Kepala Desa bernama Bpk. Sutikno. Beliau ini sudah menjabat selama dua kali periode setelah periode pertama diusung langsung oleh masyarakat. Tapi waktu itu selama berlangsung masa jabatannya beliau sulit jika ditemui oleh warga untuk urusan tanda tangan atau persetujuan terkait hal-hal tertentu.

Dan menjelang periode pemilihan Kepala desa Karangduren berikutnya, beliau turun kembali. Lagi-lagi beliau memenangkannya. Dengan harapan, beliau bisa belajar banyak dari aspirasi masyarakat sekitar tentang kinerja beliau sebelumnya. Hingga sampai saat ini, aku sendiri bisa dihitung jari kalau ada persoalan yang sangkut pautannya sama Pak Kepala Desa. Terakhir kali, waktu itu aku sama teman-teman IPK – Ikatan Pemuda Karangduren meminta dana untuk Agustusan tahun 2015. Tapi sayangnya, Pak Kepala Desa nggak kasih respon baik sama kami. 

IPK - Ikatan Pemuda Karangduren

Bersama adik-adik


Oh iya, sekedar ingin kasih tahu ke temen-temen, kalau blog ini isinya tentang apapun yang kebetulan terbersit di otakku ya, gaes. Hheee

Oke, lanjut ya

Then, sampai saat ini masih ada beberapa titik jalan yang seharusnya diperbaiki, tapi masih belum juga diurus. Aku nggak tahu entah itu ada dananya tapi nggak digunakan, atau emang belum ada sama sekali. Kalau tentang masyarakatnya, emang kebanyakan warga Karangduren ini mayoritas agamis, gaes. Walau ada yang brutal, cuman masih ketutup sama yang agamisnya.

Ada dua pondok pesantren yang ada di Desa Karangduren. Ponpes Miftahul Huda yang ada di sebelah selatan Pasar Karangduren, dan Ponpes Nurul Huda Al Muniriyyah yang ada di Dusun Rekesan, Karangduren.

Karangduren juga punya pusat perbelanjaan yang terkenal dengan Pasar Karangduren, yang buka setiap minggu. Hampir dipastikan setiap hari, dan dalam hari-hari tertentu tetap buka. Bahkan di hari raya pertama aja, maish ada yang buka walau hanya 1 toko hehee

Oke gaes, mungkin itu dulu untuk sekedar informasi mengenai Desa Karangduren, yang kusematkan dalam nama blogku ini, Kadur.

Semoga bermanfaat,
Feel free to drop your comments

~Happy Blogging~

Wringintelu, 20 April 2017
Khoirur Rohmah

5 komentar:

  1. ehh, blog ini spesial kadur ya mbak??

    BalasHapus
  2. rumah baru yeee .... aku baru tahu desa Kadur
    kampung halamanmu ya :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huuh mbak Nyi...
      Karangduren itu nah
      iy mbak, Kampung halaman tercintah hhehee

      Hapus
  3. Semoga daerahnya berkembang pesat y mbak. Amin. Kalo daerahku berarti singkatannya "mini" alias minomartani.

    BalasHapus

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, ya...

 

Ma fii Qolbi Template by Ipietoon Cute Blog Design